Rabu, 27 November 2019

Rangkuman Bab 2 : Mempelajari Teks Eksplanasi

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi 

>Memahami Informasi dalam Teks Eksplanasi

    Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan
prosedur atau proses terjadinya fenomena. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya  fenomena secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak  fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya. 
   Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang
fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta. Sebuah paragraf dalam teks eksplanasi bersifat induktif ataupun campuran. Akan tetapi, yang dapat ditemukan, paragraf-paragraf di dalam teks eksplanasi pada umumnya bersifat deduktif, yakni gagasan umumnya terletak pada bagian awal paragraf.

B. Mengonstruksi Informasi dalam Teks Eksplanasi

> Ciri-ciri Teks Eksplanasi

1. Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang
apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang
disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau simpulan).
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
3. Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang
sains.

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi

> Mengidentifkasi Struktur Teks Eksplanasi
   Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks
lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi
dibentuk oleh bagian-bagian berikut.

1. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi
sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena
alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.
2. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci
proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan
sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
b. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkanuraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
3. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi
atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

> Menelaah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama
dengan kaidah pada teks prosedur. Sebagai teks yang berkategori faktual
(nonsastra), teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif. Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
a. Konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh
karena itu, sehingga.
b. Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya. 
Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.

> Menentukan Pola Pengembangan dalam Menulis Teks Eksplanasi

1. Pola Pengembangan Sebab Akibat
Pengembangan teks eksplanasi dapat menggunakan pola sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan umum,  sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan sebagai gagasan umum,  maka perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Jika disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, proses itu dapat disebut proses kausalitas.

2. Pola Pengembangan Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 
a. Mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
b. Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian.
c. Menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

> Menulis Teks Eksplanasi Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan

1. Mendafar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi teks
eksplanasi.
Contoh:
a. Paling depan para siswi.
b. Memainkan mayoret.
c. Melakukan koreograf.
d. Para penonton berjubel.
e. Diikuti marching band.
f. Pelajar menempelkan tulisan hak-hak remaja.
g. Pelajar berselimut spanduk berisi tanda tangan pelajar.
2. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya  dapat disusun secara kausalitas atau kronologis. Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain.
3. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: 
identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun 
dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti 
konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi 
sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu. 
4. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu,
misalnya berkenaan dengan:
a. isi teks,
b. struktur,
c. kaidah kebahasaan, dan
d. ejaan/tanda bacanya.

Rangkuman Bab 1 : Menyusun Prosedur

A. Mengonstruksi Informasi dalam Teks Prosedur

Menunjukkan Pernyataan Umum dalam Suatu Kegiatan

    Seseorang melakukan suatu kegiatan tentu saja harus memperhatikan langkah-langkah mengerjakannya. Apabila kita akan melakukan pekerjaan, maka harus memahami langkah-langkahnya agar hasil kegiatan tersebut berhasil dengan baik.
   Pada teks prosedur terdapat bagian yang mengungkapkan pernyataan-pernyataan umum. Namun, terdapat pula bagian-bagian yang merupakan rangkaian mengerjakan suatu kegiatan sebagai tahapan-tahapan pengerjaan.
   Inilah ciri teks prosedur. Dari isinya, terdapat bagian pernyataan umum dan tahapan-tahapan melakukan
kegiatan.

> Menuliskan Tahapan-Tahapan sebagai Prosedur Melakukan Suatu
Kegiatan
 (1) pilih buku yang paling disukai dan sesuai kebutuhan;
(2) carilah tempat yang paling nyaman untuk membaca,
hindari gangguan-gangguan di sekitarmu;
(3) bertanyalah tentang hal-hal
yang kurang kamu pahami dalam bacaan tersebut;
(4) ketika membaca,usahakan untuk tidak mengulang kalimat yang baru saja dibaca karena
akan mengurangi kecepatan membacamu;
(5) diskusikanlah buku yang kamu baca dengan teman atau gurumu;
(6) simpulkanlah apa pun yang baru didapat setelah membaca satu bab; (7) catat pokok-pokok pikiran  yang terdapat dalam bacaan tersebut.

B. Merancang Pernyataan Umum dan Tahapan-Tahapan

> Mengungkapkan Pernyataan Umum dan Tahapan-Tahapan
Contoh Pernyataan Umum : wawancara merupakan kesempatan untuk menggali kualifkasi calon pegawai secara lebih mendalam, melihat kecocokannya dengan posisi yang ditawarkan, kebutuhan dan sifat perusahaan. Wawancara pun menjadi ajang tanya jawab antara pewawancara dengan calon.
Contoh Tahapan-Tahapan :
a. Berbicara harus jelas, tidak terlalu cepat, atau lambat.
b. Harus tampil percaya diri.
c. Jawaban yang disampaikan harus relevan dengan pertanyaan.

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Prosedur

> Struktur Teks Prosedur

Teks prosedur dibentuk oleh ungkapan tentang tujuan, langkah-langkah, dan penegasan ulang.
1. Tujuan merupakan pengantar tentang topik yang akan dijelaskan dalam
teks. Pada contoh teks berjudul “Kiat Berwawancara Kerja”, pendahuluan
yang dimaksud berupa pengertian wawancara dan manfaat bagi suatu
perusahaan.
2. Langkah-langkah berupa perincian petunjuk yang disarankan kepada
pembaca terkait dengan topik yang ditentukan.
3. Penegasan ulang berupa harapan ataupun manfaat apabila petunjuk-petunjuk itu dijalankan dengan berbagai petunjuk.

> Mengungkapkan Unsur Kebahasaan Teks Prosedur

Pada umumnya, teks prosedur memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai
berikut.
1. Banyak menggunakan kata-kata kerja perintah (imperatif). Kata kerja
imperatif dibentuk oleh akhiran -kan, -i, dan partikel -lah.
2. Banyak menggunakan kata-kata teknis yang berkaitan dengan topik
yang dibahasnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi dan partikel yang bermakna
penambahan.
4. Banyak menggunakan pernyataan persuasif.
5. Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat, akan
digunakan gambaran terperinci tentang benda dan alat yang dipakai,
termasuk ukuran, jumlah, dan warna.

D. Mengembangkan Teks Prosedur

1. Mengartikan Kata-kata Sulit
Kata-kata yang dianggap sulit dapat kamu temukan maknanya
melalui kamus. Arti kata yang berdasarkan kamus disebut dengan
makna leksikal. Arti kata yang berdasarkan konteks kalimat disebut
dengan makna struktural.

2. Memaknai Maksud Teks secara Keseluruhan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui topik umum beserta langkah￾langkah yang ada di dalam suatu teks prosedur. Misalnya, teks tentang
teknik berwawancara yang telah kamu pelajari sebelumnya. Topik
umumnya adalah cara mengikuti suatu wawancara ketika melamar kerja.Topik tersebut meliputi beberapa langkah yang isinya mengarahkan seorang pencari kerja dalam mengikuti tes wawancara sehingga ia diterima di suatu perusahaan.

Senin, 11 November 2019

Soal Tentang Cerpen

1. Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi di setiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
A. pemberani
B. baik
C. sombong
D. egois
E. Pemarah
Jawaban: C

2. Sebuah penyajian permasalahan dalam sebuah cerita hingga sampai puncak masalah disebut ...
A. komplikasi
B. resolusi
C. rangkaian peristiwa
D. Orientasi 
E. Latar
Jawaban: A


3. Bacalah kutipan cerpen berikut ini!
(1) Setelah aku tidur bersama nenek selama tiga hari, senyum nenek semakin lebar dan beliau mengurcapkan, "Terima kasih cucuku, kamu telah memberikan hadiah teristimewa di akhir hidupku." (2) Dan disuruh semua anaknya berkumpul. (3) Setelah semua berkumpul, nenek menutup mata untuk selama-lamanya. (4) Nenek tetap tersenyum meskipun nadinya tidak lagi berdenyut.
Sumber: Nasihat Terindah, karya lrwan Ahmad Rozaki. 
Kalimat langsung pada kutipan cerpen tersebut terdapat pada kalimat nomor .. ..
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. Semua jawaban benar
Jawaban: A

4.  Perhatikan data berikut ini!
1. Uraian deskriptif
2. Menggunakan sudut pandang pencerita
3. Menggunakan dialog
4. Menggunakan kata sifat
5. Menggunakan kata kerja mental
Berdasarkan data di atas, yang merupakan ciri kebahasaan teks cerpen adalah …
A. 1,2,3,4,dan 5
B. 1,2, dan 4
C. 1,2, dan 5
D. 2,4,dan 3
E. 1 dan 2
Jawaban: D

5. Berikut ini yang bukan struktur teks cerpen adalah …
A. Orientasi
B. Komplikasi
C. Imajinasi
D Rangkaian peristiwa
E. Resolusi
Jawaban: C

6. Bacalah cerita berikut dengan seksama! 
Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan di hotel berbintang empat itu, dia membelok ke arah kiri, dia memilih kursi paling samping dari deretan kursi paling belakang. Begitu dia duduk, sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak kaasak-kusuk dalam gelap.
Latar tempat penggalan cerpen tersebut adalah...
A. Pintu masuk
B. Kursi paling belakang
C. Arah kiri
D. Kursi paling samping
E. Hotel bintang empat
Jawaban: E

7. Cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk …
A. bait
B. baris
C. dialog
D. prosa
E. nonfiksi
Jawaban: D

8. 1) Kompilkasi 2) Orientasi 3) Koda 4) Abstrak 5) Resolusi
Urutan-urutan struktur teks cerpen yang benar adalah…
A. 1,2,3,4,5,
B. 2,1,4,5,3,
C. 3,2,1,4,,5
D. 4,5,3,2,1
E. 5,1,3,4,2
Jawaban : B

9. Struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen terdapat dalam ...
A. Orientasi
B. Abstrak
C. Komplikasi
D. Deskripsi umum
E. Koda
Jawaban : A

10. Resolusi pada teks cerpen adalah tahapan di mana ...
A. Pengarang menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca
B. Akhir dari cerita
C. Berbagai kerumitan bermunculan
D. Konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi
E. Konflik mencapai sebuah selesaian atau leraian
Jawaban : E

11. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
1) Kalau ada pertandingan dini hari, aku dan Ayah bahu-membahu untuk membangunkan. 2) Kami berdua beranak batanggang, atau tidak tidur sampai dini hari, duduk terpaku di depan TV Grundig 14 inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani bergal-gelas kopi.
3) Di Stadion Ullevi Gothenburg, tim berambut pirang ini meledakkan gawang Belanda hanya dalam 5 menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 – 0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-tinggi di udara, “Yes!” teriakku. 5) Aku lirik Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil mendeham.
Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan kalimat ….
A. 1)
B. 3) 
C. 4)
D. 2)
E. 5)
Jawaban: D

12. Kartini pernah merasakan bangku sekolah hingga tamat pendidikan dasar. Karakternya yang haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. ………………., ayahnya tidak memberikan izin Kartini melanjutkan sekolah. 
Konjungsi yang tepat untuk bagian yang rumpang di atas adalah …
A. Karena
B. Sayangnya
C. Kalau
D. Dan
E. Bahkan
Jawaban: B

13. Salah satu unsur Ekstrinsik cerpen adalah.. . 
A. Gaya penyampaian cerita
B. Latar Budaya Pengarang
C. Penokohan
D. Tanggapan pembaca
E. Tampilan ilustrasi cerpen
Jawaban: B

14. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Ketika kerumunan tidak bersama
C. Mentari di sebelah barat
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
E. Kuingin kau berbohong padaku. 
Jawaban: A

15. Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. 3) Kendala finansial mendorong ku untuk merambah dunia kerja disamping kuliah. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku.
“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios itu. Lalu kita jual pakaian di sana?” kata Kak Ica. Ia mengajak berpatungan untuk membeli kios itu. Kami mulai berbisnis pakaian. Tidak kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang.

Tokoh aku dalam penggalan cerpen di atas adalah …
A. Ica
B. Bunda
C. Nanda
D. Seorang Siswa
E. Seorang penjual kios
Jawaban: C

16. Kata sepenuh hati dalam cerpen di atas bermakna …
A. Semangat
B. Percaya diri
C. Sungguh-sungguh
D. Ikhlas
E. Tabah
Jawaban: C

17. Alur yang urutan peristiwa ceritanya tidak kronologis atau tidak berurutan disebut dengan ...
A. Alur progresif
B. Alur regresif
C. Alur campuran
D. Alur gabungan
E. Alur agresif
Jawaban : B

18. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. [ … .] Rasa lelah setelah seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan teks novel tersebut adalah …
A. Bapak memotret senja itu.
B. Bapak tertidur Karen alelah.
C. Bapak selalu menikmatinya.
D. Bapak dan ibu duduk berdua.
E. Bapak berharap kakak datang.
Jawaban: C

19. Perhatikan penggalangan cerpen berikut! 
Setiap sore menjelang, bapak selalu duduk di bangku tua kesayangannya. Bangku yang terbuat dari bamboo itu telah menemani bapak melewati senja yang begitu indah. Duduk dengan tenang sembari melempar pandang ke luar jendela untuk menyaksikan betapa indah panorama yang senja sajikan. [ … .] Rasa lelah setelah seharian memeras keringat tampak memudar ketika ia duduk di bangku tua kesayangannya itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan teks novel tersebut adalah …
A. Bapak memotret senja itu.
B. Bapak tertidur karena lelah.

C. Bapak selalu menikmatinya. 
D. Bapak dan ibu duduk berdua.
E. Bapak berharap kakak datang.
Jawaban: C

20. Pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis merupakan pengertian dari.. . 
A. Cerpen
B. Konflik
C. Alur
D. Latar
E. Watak
Jawaban : C

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

3. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah

a. Kalimat Imperatif

Uraian teks ceramah biasanya mengandung kalimat-kalimat yang berisi perintah, larangan, permintaan, ajakan dan harapan. Kalimat tersebut dapat digolongkan kalimat imperatif. Kalimat imperatif adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif disebut juga kalimat perintah. Kalimat imperatif diakhiri tanda seru. Kalimat imperatif biasanya diucapkan dengan nada tinggi. 
   Jenis kalimat imperatif atau kalimat perintah dapat diuraikan sebagai berikut. 
1). Perintah biasa
      Kalimat imperatif perintah biasa adalah kalimat perintah yang menggunakan intonasi yang bervariasi, mulai dari perintah yang lunak sampai dengan yang keras. 
Contoh:
Kerjakanlah pekerjaan yang mudah terlebih dahulu! 
2). Permintaan
     Kalimat imperatif permintaan merupakan kalimat perintah halus karena orang yang menyuruh bersikap merendah. Kalimat perintah permintaan biasanya menggunakan kata tolong. 
Contoh:
Tolong sampaikan keluhan kami kepada pimpinan Anda!
3). Mengizinkan
     Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin. 
Contoh:
Silakan mengambil barang barang yang Anda butuhkan! 
4). Ajakan
     Kalimat imperatif ajakan merupakan kalimat perintah yang didahului kalimat ajakan, seperti marilah, baiklah, dan ayo. 
Contoh:
Ayo, kita tanamkan sikap disiplin dalam  kehidupan! 
5). Bersyarat
     Kalimat imperatif bersyarat adalah kalimat perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu. 
Contoh:
Bantulah mereka, pasti beban Anda akan berkurang! 
6). Sindiran
     Kalimat imperatif sindiran adalah kalimat perintah yang mengandung ejakan karena yakin bahwa yang diperintah tidak akan mampu melaksanakan apa yang diperintahkan. 
Contoh:
Masukan tangan Anda ke dalam tumpukan es itu jika ingin merasakan beku! 
7). Larangan
      Kalimat imperatif larangan merupakan kalimat perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu. Pada umumnya kalimat ini menggunakan kata dilarang atau jangan. 
Contoh:
Jangan membuat keributan di tempat ibadah! 
8). Saran
      Kalimat perintah yang bermakna menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata seharusnya atau sebaiknya. 
Contoh:
Sebaiknya Anda belajar menghormati orang yang lebih tua.

b). Kata Ganti

Dalam ceramah biasa digunakan kata ga tidur orang pertama tunggal dan orang kedua jamak sebagian sapaan. Kata ganti orang pertama, yaitu saya dan aku. Penceramah yang mengatasnamakan kelompok dapat menggunakan kata ganti kami. Kata ganti yang sering digunakan, misalnya hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara. 
Contoh:
Saudara-saudara, mari kita tingkatkan kebiasaan untuk menjaga kebersihan disekitar lingkungan tempat tinggal. 

c). Kata-kata Teknis/Peristilahan

Kata-kata teknis atu peristilahan biasa digunakan dalam ceramah. Kata-kata teknis atau peristilahan tersebut berhubungan dengan topik yang dibahas. Apabila ceramah tersebut membahas medis, istilah atau kata yang muncul, misalnya aborsi, anemia, diabetes, kanker, dan kronis. 
Contoh:
   Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. DBD juga sering disebut sebagai penyakit break-bone karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot yang menyebabkan tulang terasa retak. DBD paling banyak ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan diarea tropis dan da  subtropis. Ada tiga jenis DBD , yaitu demam berdarah klasik, dengue hemorrhagic fever, dan dengue shock syndrome. Setiap jenis DBD memiliki gejala yang berbeda. 

d). Kata Kerja Mental

Kata kerja mental adalah kata kerja yang terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi dan kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan panca indra. Kata kerja afeksi berkaitan dengan perasaan psikologis, seperti marah, sedih, khawatir dan senang. Kata kerja kognisi berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, memahami, memperkirakan, dan menduga. 
Contoh:
Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. 


e). Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang memiliki hubungan bertingkat antara klausa atau kalimat yang membentuknya. Artinya, kalimat yang satu menerangkan kalimat yang lain. Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat merupakan bagian yang dianggap lebih tinggi kedudukannya daripada anak kalimat. 
Berikut jenis dan contoh kalimat majemuk bertingkat. 
1). Hubungan "waktu"
     Kalimat majemuk hubungan waktu menunjukkan adanya hubungan waktu antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung sejak, ketika, sebelum, sementara, hingga, selama, sesudah, sampai, dan sambil. 
Contoh:
Orang tua mengajarkan sikap disiplin sejak kecil. 
2). Hubungan "syarat"
      Kalimat majemuk hubungan syarat menyatakan bahwa anak kalimat sebagai syarat terlaksananya induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung jika, kalau, asalkan, apabila. 
Contoh:
Apabila sikap tanggungjawab sudah melekat pada diri sendiri, kita akan merasa tenang dalam melakukan sesuatu. 
3). Hubungan "pengandaian"
     Kalimat majemuk hubungan pengandaian menyatakan bahwa anak kalimat sebagai andaian atau impian jika terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seandainya, andaikan, sekiranya. 
Contoh:
Pendidikan karakter anak dapat terbentuk dengan baik seandainya orang tua dapat bersungguh-sungguh dalam mendidik anaknya. 
4). Hubungan "tujuan"
     Kalimat majemuk hubungan tujuan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai tujuan atau harapan terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu agar, supaya, biar, untuk. 
Contoh:
Nilai nilai kesopanan perlu ditanamkan agar anak mengerti perilaku yang sopan kepada orang lain. 
5). Hubungan 'konsesif'
      Kalimat majemuk hubungan konsesif menyatakan bahwa anak kalimat tidak akan mengubah yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung walaupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun. 
Contoh:
Walaupun berat, kita harus menanamkan sifat jujur. 
6). Hubungan 'perbandingan'
      Kalimat majemuk hubungan perbandingan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai perbandingan atau mirip dengan induk kalimat. Kalimat majemuk ini menggunakan kata penghubung seperti ibarat, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih. 
Contoh:
Hidup itu ibarat roda yang berputar. 
7). Hubungan 'sebab' atau 'alasan'
      Kalimat majemuk hubungan sebab atau alasan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai sebab atau alasan terjadinya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu sebab, karena, akibat, oleh karena. 
Contoh:
Kita harus menerima segala sesuatu penuh rasa syukur karena Allah SWT akan menambah nikmat. 
8). Hubungan 'akibat' atau 'hasil'
      Kalimat majemuk hubungan akibat atau hasil menyatakan bahwa anak kalimat sebagai hasil atau akibat yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini menandai dengan kata penghubung sehingga, sampai, maka, sampai-sampai. 
Contoh:
Pada saat ini generasi muda mulai meninggalkan bahasa daerah sehingga bahasa daerah mulai punah. 
9). Hubungan 'cara'
      Kalimat majemuk hubungan cara menyatakan bahwa anak kalimat sebagai cara pelaksanaan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung dengan, tanpa. 
Contoh:
Maisa membuat laporan itu dengan teliti. 
10). Hubungan 'sangkalan'
        Kalimat majemuk hubungan sangkalan menyatakan bahwa anak kalimat merupakan penyangkalan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seolah-olah, seakan-akan. 
Contoh:
Jihan terlihat bahagia seolah-olah tidak ada masalah yang menimpanya. 
11). Hubungan 'kenyataan'
        Kalimat majemuk hubungan kenyataan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai kenyataan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu padahal, sedangkan. 
Contoh:
Helmi pura-pura sedih, padahal hatinya terluka. 
12). Hubungan 'penjelasan' atau 'komplementasi' 
       Kalimat majemuk hubungan penjelasan atau komplementasi menyatakan bahwa anak kalimat melengkapi yang dinyatakan dalam verba induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung bahwa.
Contoh:
Karina mengatakan bahwa permasalahan dalam hidup itu memberikan banyak arti. 
13). Hubungan 'atributif'
        Kalimat majemuk hubungan atributif menyatakan bahwa anak kalimat sebagai atribut atau pewatas yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung yang. 
Contoh:
Nenek yang duduk di samping Ibu, telah berusia 90 tahun. 
14). Hubungan 'lebih'
        Kalimat majemuk hubungan lebih menyatakan bahwa anak kalimat melebihi yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan kalimat majemuk ini yaitu bahkan. 
Contoh:
Huda anak nakal, bahkan ia berani membantah orang tuanya. 
15). Hubungan 'perkecualian'
        Kalimat majemuk hubungan perkecualian menyatakan bahwa anak kalimat merupakan perkecualian dari pernyataan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu kecuali, selain. 
Contoh:
Semua permainan di taman bermain boleh dimainkan, kecuali bianglala. 

4. Simpulan Isi Ceramah

     Mendengarkan ceramah tidak hanya memerlukan konsentrasikonsentrasi sepanjang ceramah berlangsung. Materi ceramah biasanya berisi aspek-aspek penting. Namun dari aspek-aspek penting tersebut ada yang bisa dicatat sebagai inti atau pokok-pokok isi ceramah. Selain catatan tentang pokok-pokok ceramah itu sangat berguna, mencatat pada saat mendengarkan ceramah bisa menjadi sarana menjaga keilmiahan ceramah. 
      Pada akhir mendengarkan kegiatan ceramah, Anda harus dapat membuat simpulan isi ceramah yang telah didengarkan. Kegiatan ini tentu dilakukan sebagai pengukur apakah ceramah yang disimak dapat dipahami atau tidak. Kegiatan menyimpulkan isi ceramah diawali dari hasil pokok isi ceramah dan membuat simpulan nya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk menyimpulkan isi ceramah sebagai berikut. 
a. Simpulan harus memuat seluruh pokok ceramah. 
b. Simpulan tidak menyimpang dari isi ceramah. 
c. Simpulan bukan komentar, melainkan ringkasan isi ceramah.